Tuesday, January 14, 2020

SAHAM


MAKALAH
SAHAM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan 1


Dosen Pengampu:
Ninnasi Muttaqiin, S.M.B., M.SM.

Disusun Oleh:
1.      Andhyka Dwi Hari S.                     ( 5130018064 )
2.      Achmad Iqbal                                 ( 5130018079 )
3.      Ula Rizka Maulidia                          ( 5130018061 )
4.      Rohmatul Azizah                            ( 5130018063 )
5.      Nurul Rosida                                   ( 5130018074 )
6.      Alfina Dwi Nur Hamida                 ( 5130018065 )


PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2019

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah yang berjudul “Saham ” yang dalam makalah ini.
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Manajemen Keuangan 1, selain itu juga untuk mempelajari materi – materi yang ada dalam mata kuliah Manajemen Keuangan 1.
Kami juga mengucapkan terima kasih pada pihak – pihak yang telah membantu selama proses penyusunan makalah ini. Dalam proses pendalaman materi ini penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna, untuk itu kritik dan saran sangat di butuhkan agar makalah menjadi lebih baik.






Surabaya, 1 Desember 2019
  Penyusun


            Kelompok 3







DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Daftar Gambariv
BAB I             PENDAHULUAN
                                                      1.1       Latar Belakang
                                                      1.2       Rumusan Masalah 
                                                      1.3       Tujuan Penelitian 
BAB II            PEMBAHASAN 5
2.1  Definisi Saham
2.2  Pengertian Common Stock Dan Preferred Stock
2.3  Jenis – Jenis Saham Biasa
2.4  Jenis Deviden Dan Pembayaran
2.5  Menghitung Rate Of Return Pada Preferen Stock Dan Common Stock
2.6  Pembahasan Dalam RUPS Dan RUPSLB
2.7  Keuntungan Memiliki Saham
2.8  Apa Yang Menentukan Saham Naik Dan Turun
2.9  Alasan Perusahaan Menjual Saham
2.10                      Pelaku Pasar Saham
2.11                      Memberikan Penilaian Saham Dari Segi Perspektif Investor
2.12                      Kategori Saham Persektor Industry
2.13                      Right Issue
2.14                      Rumus Perhitungan Right Issue
2.15                      Stock Splits
2.16                      Stock Splits Dan Penambahan Modal
2.17                      Kondisi Grafik Stock Splits Secara Umum
2.18                      Menghitung Keuntungan Yang Diharapkan Dari Saham
2.19                      Menghitung Nilai Buku Perlembar Saham
2.20                      Menghitung Pembayaran Deviden Yang Tidak Teratur
2.21                      Earning Per Share (EPS) 
2.22                      Price Earning Ratio (PER) 
2.23                      Menghitung Return On Investment (ROI) 
2.24                      Menghitung Return On Equity (ROE) 
2.25                      Stock Repurchase Atau Buy Back (Pembelian Kembali Saham) 
2.26                      Zero Growth Model Dan Signaling Theory
2.27                      Gordon Growth Model
2.28                      Wait And See
2.29                      Don’t Fight The Tape
2.30                      Support Dan Resistance
2.31                      Kondisi Grafik Saham Yang Cenderung Mengalami Kenaikan Namun Kemudian Berfluktuasi Dan Kemudian Menurun
2.32                      Kondisi Grafik Pergerakan Saham Yang Konstan Bertumbuh Dan Turun Di Luar Perkiraan
2.33                      Pergerakan Eps Dan Deviden Perlembar Saham
2.34                      Tips Bagi Investor Dalam Bermain Saham
BAB III          PENUTUP 
Daftar Pustaka 








DAFTAR GAMBAR

Gambar 13.4  Daur Hidup Produk (Product Life Cycle)11
Gambar 13.5   Kondisi Stock Splits yang DIlihat Secara Teknikal13
Gambar 13.6   Kondisi Saham yang Mengalami Penurunan dan Cenderung akan Mengalami Kenaikan Kembali atau Terkoreksi20
Gambar 13.7   Periode Kontraksi yang Berlangsung Lebih Lama dari yang Diperkirakan20
Gambar 13.9   Kondisi Berubahnya Support dan  Resistence Tetap Namun dalam Memungkinkan Semuanya Berubah21
Gambar 13.10 Kondisi Terjadinya Breakout dan Terbentuknya Support dan  Resistance yang Baru22
Gambar 13.12 Pergerakan Saham yang Cenderung Terus Mengalami Kenaikan  23
Gambar 13.13 Kondisi Saham yang Jatuh di Luar Perkiraan23
Gambar 13.14 Pergerakan Grafik EPS dan Dividen Perlembar Saham pada Perusahaan “XYZ” 24
Gambar 13.15 Pergerakan Grafik EPS dan Dividen Perlembar Saham pada Perusahaan “MTM” 24


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Dipergunakannya saham sebagai salah satu alat untuk mencari tambahan dana menyebabkan kajian dan anlisis tentang saham begitu berkembang baik secara fundamental dan terkenal. Berbagai literatur mencoba memberikan rekomendasi yang berbeda-beda namun tujuannya sama yaitu ingin memberikan profit yang tinggi bagi pemakainya, serta memiliki dampak keputusan yang bersifat berkelanjutan (sustainable).
Ada banyak pihak yang terlibat dalam bermain di pasar saham, secara umum ada tiga yaitu (1) investor, (2) spekulan dan (3) government. Ketiga pihak yang terlibat ini sama-sama memiliki tujuan dan kepentingannya masing-masing, seperti pemerintahan mencoba mengatur dan membuat arah pasar saham sesuai dengan kondisi dan target yang diinginkan dalam rencana pembangunan baik secara jangka pendek dan panjang.

1.2  Rumusan Masalah
1.2.1      Definisi Saham.
1.2.2      Pengertian Common Stock Dan Preferred Stock.
1.2.3      Jenis – Jenis Saham Biasa.
1.2.4      Jenis Deviden Dan Pembayaran.
1.2.5      Menghitung Rate Of Return Pada Preferen Stock Dan Common Stock.
1.2.6      Pembahasan Dalam RUPS Dan RUPSLB.
1.2.7      Keuntungan Memiliki Saham.
1.2.8      Apa Yang Menentukan Saham Naik Dan Turun.
1.2.9      Alasan Perusahaan Menjual Saham.
1.2.10  Pelaku Pasar Saham.
1.2.11  Memberikan Penilaian Saham Dari Segi Perspektif Investor.
1.2.12  Kategori Saham Persektor Industry.
1.2.13  Right Issue.
1.2.14  Rumus Perhitungan Right Issue.
1.2.15  Stock Splits.
1.2.16  Stock Splits Dan Penambahan Modal.
1.2.17  Kondisi Grafik Stock Splits Secara Umum.
1.2.18  Menghitung Keuntungan Yang Diharapkan Dari Saham.
1.2.19  Menghitung Nilai Buku Perlembar Saham.
1.2.20  Menghitung Pembayaran Deviden Yang Tidak Teratur.
1.2.21  Earning Per Share (EPS).
1.2.22  Price Earning Ratio (PER).
1.2.23  Menghitung Return On Investment (ROI).
1.2.24  Menghitung Return On Equity (ROE).
1.2.25  Stock Repurchase Atau Buy Back (Pembelian Kembali Saham).
1.2.26  Zero Growth Model Dan Signaling Theory.
1.2.27  Gordon Growth Model.
1.2.28  Wait And See.
1.2.29  Don’t Fight The Tape.
1.2.30  Support Dan Resistance.
1.2.31  Kondisi Grafik Saham Yang Cenderung Mengalami Kenaikan Namun Kemudian Berfluktuasi Dan Kemudian Menurun.
1.2.32  Kondisi Grafik Pergerakan Saham Yang Konstan Bertumbuh Dan Turun Di Luar Perkiraan.
1.2.33  Pergerakan Eps Dan Deviden Perlembar Saham.
1.2.34  Tips Bagi Investor Dalam Bermain Saham.

1.3  Tujuan Penelitian
                             1.3.1   Untuk mengetahui Definisi Saham.
                             1.3.2   Untuk mengetahui Pengertian Common Stock Dan Preferred Stock.
                             1.3.3   Untuk mengetahui Jenis – Jenis Saham Biasa.
                             1.3.4   Untuk mengetahui Jenis Deviden Dan Pembayaran.
                             1.3.5   Untuk mengetahui Perhitung Rate Of Return Pada Preferen Stock Dan Common Stock.
                             1.3.6   Untuk mengetahui Pembahasan Dalam RUPS Dan RUPSLB.
                             1.3.7   Untuk mengetahui Keuntungan Memiliki Saham.
                             1.3.8   Untuk mengetahui Apa Yang Menentukan Saham Naik Dan Turun.
                             1.3.9   Untuk mengetahui Alasan Perusahaan Menjual Saham.
                         1.3.10   Untuk mengetahui Pelaku Pasar Saham.
                         1.3.11   Untuk mengetahui Memberikan Penilaian Saham Dari Segi Perspektif Investor.
                         1.3.12   Untuk mengetahui Kategori Saham Persektor Industry.\
                         1.3.13   Untuk mengetahui Right Issue.
                         1.3.14   Untuk mengetahui Rumus Perhitungan Right Issue.
                         1.3.15   Untuk mengetahui Stock Splits.
                         1.3.16   Untuk mengetahui Stock Splits Dan Penambahan Modal.
                         1.3.17   Untuk mengetahui Kondisi Grafik Stock Splits Secara Umum.
                         1.3.18   Untuk mengetahui Perhitung Keuntungan Yang Diharapkan Dari Saham.
                         1.3.19   Untuk mengetahui Perhitung Nilai Buku Perlembar Saham.
                         1.3.20   Untuk mengetahui Perhitung Pembayaran Deviden Yang Tidak Teratur.
                         1.3.21   Untuk mengetahui Earning Per Share (EPS).
                         1.3.22   Untuk mengetahui Price Earning Ratio (PER).
                         1.3.23   Untuk mengetahui Perhitung Return On Investment (ROI).
                         1.3.24   Untuk mengetahui Perhitung Return On Equity (ROE).
                         1.3.25   Untuk mengetahui Stock Repurchase Atau Buy Back (Pembelian Kembali Saham).
                         1.3.26   Untuk mengetahui Zero Growth Model Dan Signaling Theory.
                         1.3.27   Untuk mengetahui Gordon Growth Model.
                         1.3.28   Untuk mengetahui Wait And See.
                         1.3.29   Untuk mengetahui Don’t Fight The Tape.
                         1.3.30   Untuk mengetahui Support Dan Resistance.
                         1.3.31   Untuk mengetahui Kondisi Grafik Saham Yang Cenderung Mengalami Kenaikan Namun Kemudian Berfluktuasi Dan Kemudian Menurun.
                         1.3.32   Untuk mengetahui Kondisi Grafik Pergerakan Saham Yang Konstan Bertumbuh Dan Turun Di Luar Perkiraan.
                         1.3.33   Untuk mengetahui Pergerakan Eps Dan Deviden Perlembar Saham.
                         1.3.34   Untuk mengetahui Tips Bagi Investor Dalam Bermain Saham.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Definisi saham
Saham adalah
a.       Tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana pada suatu perusahaan.
b.      Kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya.
c.       Persdiaan yang siap dijual.

2.2  Pengertian Common Stock dan Preferred Stock
Dalam pasar modal ada 2 jenis saham yang paling umum dikenal oleh publik yaitu :
a.       Common stock (saham biasa)
Suatu surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupia, dolar, yen, dll) dimana pemegang diberi hak dan serta berhak untuk  menentukan membelian right issue ( saham penjualan terbatas) atau tidak, yang selanjutnya di akhir tahun akan memperoleh keuntungan dalam bentuk deviden.
b.      Preferred stock (saham istimewa)
Suatu surat berharga yang dijual oleh suatu perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupia, dolar, yen, dll) dimana pemegangnya akan memperoleh pendapatan tetap dalam bentuk deviden yang biasanya akan diterima setiap kuirtal (tiga bulan).

2.3  Jenis – jenis saham biasa
Common stock ini memiliki beberapa jenis yaitu :
a.       Blue chip stock (Saham Unggulan)
Saham dari perusahaan yang dikenal secaranasional dan memiliki sejarah laba, pertumbuhan, manajemen yang berkualitas.
b.      Growth stock
Saham – saham yang diharapkan memberikan pertumbuhan laba yang lebih tinggi dari rata – rata saham lain, dan karenanya mempunyai PER yang tinggi.
c.       Defensive stock (saham – saham defensif)
Saham yang cenderung lebh stabil dalam masa resesi atau perekonomian yang tidak menentu berkaitan dengan deviden, pendapatan, dan kinerja pasar.
d.      Cyclical stock
Sekuritas yang cenderung naik nilainya secara cepat saat ekonomi semarak dan jatuh juga secara cepat saat ekonomi lesu.
e.       Seasonal stock
Perusahaan yang penjualannya bervariasi karena dampak musiman, misalnya karena cuaca dan liburan.
f.       Speculative stock
Saham yang kondisinya memiliki tingkat spekulasi yang tinggi, yang kemungkinan tingkat pengembalian hasilnya adalah rendah atau negatif.

2.4  Jenis Deviden Dan Pembayaran
Ada beberapa jenis deviden yang merupakan realisasi dari pembayaran deviden yaitu :
a.       Deviden tunai (cash devidens)
Deviden yang dinyatakan dan dibayarkan pada jangka waktu tertentu dan deviden tersebut berasal dari dana yang diperoleh secara ilegal.
b.      Deviden property (property dividends)
suatu distribusi keuntungan perusahaan dalam bentuk property atau barang.
c.       Deviden likuiditas (liquidating devidens)
Distribusi kekayaan perusahaan kepada pemegang saham dalam hal perusahaan tersebut dilikuiditas.

2.5  Menghitung Rate Of Return Pada Preferen Stock Dan Common Stock
Pada umumnya saham preferen ini tidak mempunyai hari jatuh (perpetuity). Rate of return dari saham preferen ini dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Rate Of Return =

Contoh soal
Diketahui bahwa PT Mutiara Timur memiliki saham istimewa dengan nilai nominal sebesar Rp 1 milyar, dan pembayaran deviden dilakukan setiap tahunnya sebesar Rp 150 juta. Serta harga pasar untuk saham tersebut sebesar Rp 420 juta. Maka berdasarkan data tersebut kita dapat menghitung rate of return dari saham preferen PT Mutiara Timur.
Rate Of Return =
Rate Of Return =  = 0,3571 => 35,71%

Penentuan besarnya rate of return dan nilai dari saham biasa lebih sukar dibandingkan dengan obligasi dan saham preferen, karena:
a.       Forecasting dari pendapatan, dividen dan harga saham di waktu yang akan datang adalah sukar.
b.      Tidak seperti halnya dengan bunga diharapkan meningkat setiap tahunnya, dan tidak tetap konstan.

2.6  Pembahasan Dalam RUPS DAN RUPSLB
Ada beberapa pembahasan yang dibicarakan dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) dan RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) ini secara umum.



Pembahasan umum dalam RUPS dan RUPSLB
No
RUPS
RUPSLB
1
Pembagian dividen pada akhir tahun.
Pergantian direksi dan manajer secara tiba-tiba.
2
Kebijakan untuk melakukan ekspansi perusahaan.
Penerbitan right issue.
3
Kebijakan penambahan dana dengan cara menjual obligasi atau meminjam ke perbankan.
Adanya direksi atau salah satu manajer yang memegang posisi penting terlimbat dalam tindak criminal dan itu mampu mempengaruhi harga saham, dalam artian nilai saham perusahaan mengalami penurunan yang signifikan.
4
Kebijkan perusahaan untuk menambah utang pada tahun depan karena perusahaan berniat untuk mengeluarkan produk baru.
Terjadi demonstrasi besar-besaran dari para buruh dan permasalahannya telah berlarut-larut tidak ada penyelesaian yang konkrit.

2.7  Keuntungan Memiliki Saham
Bagi pihak yang memiliki saham akan memperoleh beberapa keuntungan sebagai bentuk kewajiban yang harus diterima, yaitu :
a.       Memperoleh deviden yang akan diberikan pada setiap akhir tahun.
b.      Memperoleh capital gain, yaitu keuntungan pada saat saham yang dimiliki tersebut di jual kembali pada harga yang lebih mahal.
c.       Memiliki hak suara bagi pemegang saham jenis common stock (saham biasa).



2.8  Apa Yang Menentukan Saham Naik Dan Turun
Ada beberapa kondisi dan situasi yang menentukan suatu saham itu akan mengalami fluktuasi, yaitu :
a.       Kondisi mikro dan makro ekonomi.
b.      Kebijakan perusahaan dalam memutuskan untuk ekspansi (perluasan usaha), seperti membuka kantor  cabang baik yang dibuka di domestic maupun luar negri.
c.       Pergantian direksi secara tiba-tiba.
d.      Adanya direksi atau pihak komisaris perusahaan yang terlibat tindak pidana dan kasusunya sudah masuk ke pengadilan.
e.       Kinerja perusahaan yang terus mengalami penurunan dalam setiap waktunya.
f.       Risiko sistematis, yaitu suatu bentuk risiko yang terjadi secara menyeluruh dan telah ikut menyebabkan perusahaan ikut terlibat.
g.      Efek dari psikologi pasar yang ternyata mampu menekan kondisi teknikal jual beli saham.

2.9  Alasan Perusahaan Menjual Saham
Beberapa alasan perusahaan memutuskan untuk menerbtkan dan menjual saham, yaitu :
a.       Kebutuhan dana dalam jumlah yang besar dan pihak perbankan tidak mampu untuk memberikan pinjaman.
b.      Keinginan perusahaan untuk mempublikasikan kinerja perusahaan secara lebih sistematis.
c.       Menginginkan harga saha perusahaan terus naik dan terus diminati oleh konsumen secara luas.
d.      Mampu memperkecil risiko yang timbul karena permasalahan risiko diselesaikan dengan pembagian deviden.



2.10        Pelaku Pasar Saham
Para pelaku di pasar saham yang bersangkutan juga melibatkan pihak lainnya, yaitu :
a.       Emitenyaitu perusahaan yang terlibat dalam menjual sahamnya di pasar modal.
b.      Underwriteratau penjamin, yaitu yang menjamin perusahaan tersebut dalam menjual sahamnya di pasar modal.
c.       Broker atau pialang.
Broker adalah perantara antara pembeli dengan penjual sekuritas.

2.11        Memberikan Penilaian Saham Dari Segi Perspektif Investor
Perspektif investor adalah jauh lebih sederhana dalam memberikan penilaian terhadap kondisi suatu saham. Penilaian investor terhadap suatu saham :
a.       Porspek usaha atau bisnis yang menjanjikan.
b.      Kinerja keuangan dan non keuangan adalah bagus.
c.       Penyajian laporan keuangan jelas atau bersifat disclosure (pengungkapan secara terbuka dan jelas).
d.      Terlihatnya sisi keuntungan yang terus meningkat.

2.12        Kategori Saham Persektor Industry
Menurut Reilly dan Brown, mengatakan saham – saham per sektor industry menjadi empat, yaitu:
d.      Saham – saham sektor finansial (Financial Stocks Excel)
e.       Saham – saham sektor barang – barang konsumen tahan lama (Consumer Durables Excel)
f.       Saham – saham sektor barang modal (Capital Goods Excel)
g.      Saham – saham sektor industry dasar (Basic Industries Excel)
h.      Saham – saham sektor barang – barang kebutuhan pokok (Consumer Staples Excel)
Gambar 13.4
      Fase I adalah masa perkenalan suatu perusahaan dalam meluncurkan produknya ke pasaran.
      Fase II adalah masa pertumbuhan pada saat produk yang diciptakan oleh perusahaan tersebut telah masuk ke pasaran dan mulai memiliki nilai perhatian kepada para public dan public mulai menyukai produk tersebut untuk diminati dalam artian telah mulai terjadi loyalitas konsumen pada produk tersebut.
      Fase III adalah dimana produk perusahaan telah mencapai kematangan atau kedewasaan yaitu produk perusahaan telah masuk ke benak konsumen dan para konsumen telah mengenal produk tersebut memiliki kualitas dan nilai pasaran.
      Fase IV adalah masa penurunan penjualan suatu produk. Pada fase ini perusahaan perlu melakukan antisipasi terhadap dampak yang timbul bagi perusahaan yang bersangkutan baik dampak langsung kepada finansial perusahaan maupun dampak tidak langsung yaitu pada pandangan public terhadap produk tersebut.

2.13        Right Issue
Right Issue adalah kebijakan perusahaan untuk mencari tambahan dana dengan cara melakukan penjualan saham terbatas yang khusus diperuntukan kepada pemegang saham lama, dan jika pemegang saham lama tidak membelinya maka hak tersebut akan hilang.

2.14        Rumus Perhitungan Right Issue
Sesuai dengan ketentuan yang diatur melalui peraturan perdagangan BEI No. II-A.1.
Perhitungan harga teoritis saham baru (HTSB)
Harga teoritis saham baru (HTSB) =
Harga Teoritis HMETD = HTSB – Ps

Keterangan:
Pc        = Kurs penutupan saham pada hari bursa terakhir sebelum hak memesan efek terlebih dahulu diperdagangkan.
Ps        = Harga pelaksanaan per saham.
N         = Ratio jumlah saham yang diperlukan untuk mendapatkan sejumlah hak memesan efek terlebih dahulu tertentu.
M = Jumlah saham baru hasil pelaksanaan hak memesan efek terlebih dahulu berdasarkan pelaksanaan 1 hak memesan efek terdahulu memperoleh satu saham baru.

2.15        Stock Splits
Stock Splits adalah peningkatan jmlah saham beredar dengan mengurangi nilai nominal saham; misalkan nilai nominal satu saham dibagi menjadi dua, sehingga terdapat dua saham yang masing-masing memiliki nilai nominal setengah dari nilai nominal awal, menurut Van Horne dan Wachowitz.

2.16        Stock Splits Dan Penambahan Modal
Dengan tujuan ketika angka saham menjadi terlalu tinggi maka diperkirakan minat investor pada saham tersebut akan terjadi penurunan sementara kinerja perusahaan terus menunjukan kemajuan. Sebagaimana yang ditegaskan oleh Angel (1997:656) bahwa pemecahan saham merupakan upaya manajemen untuk menata kembali harga saham pada rentang harga tertentu. Maka untuk membuat saham tetap diminati maka saham dilakukan pemecahan. Dan angka dalam bentuk rupiah yang tercatat secara keseluruhan tetap tidak mengalami perubahan. Ini senada dengan yang dikemukakan oleh Khomsiyah dan Sulistyo bahwa, “Dengan demikian peristiwa pengumuman pemecahan saham tidak memiliki nilai ekonomis”.
Contoh:
Sebelum ada Stock Splits:
      Saham biasa (nominal Rp 2.500,- dan Rp 5.000,-) = Rp 12.500.000,-
      Agio saham (capital surplus)                                   = Rp   5.200.000,-
      Laba ditahan (retained earning)                              = Rp 18.400.000,- +
      Jumlah modal sendiri                                               = Rp 36.100.000,-
Sesudah ada Stock Splits (two to one splits):
      Saham biasa (nominal Rp 1.250,- dan Rp 10.000,-)= Rp 12.500.000,-
      Agio saham (capital surplus)                                   = Rp   5.200.000,-
      Laba ditahan (retained earning)                              = Rp 18.400.000,- +
      Jumlah modal sendiri                                               = Rp 36.100.000,-

2.17        Kondisi Grafik Stock Splits Secara Umum
Gambar 13.5
Pada gambar di atas terlihat bahwa saham yang berada di harga Rp 850,- perlembar kemudian terus mengalami peningkatan hingga berada Rp 3.700,-. Kondisi ini menyebabkan pihak perusahaan berkeinginan atau termotivasi untuk melakukan stock splits (pemecahan saham). Sehingga harga saham kembali berada pada posisi Rp 1.850,-. Sehingga bagi mereka yang memegang saham dulunya adalah Rp 850,- perlembar, sekarang telah menjadi Rp 1.850,- perlembarnya. Tepatnya yang bersangkutan telah memperoleh dua lembar saham dengan harga masing-masing Rp 1.850,- perlembarnya.

2.18        Menghitung Keuntungan Yang Diharapkan Dari Saham
Rumus untuk mengitung keuntungan yang  diharapkan dari saham
r =
Keterangan :
r = keuntungan yang diharapkan dari saham
D1 = dividen tahun 1
P0 = harga beli
P1 = harga jual

2.19        Menghitung Nilai Buku Perlembar Saham
Rumus untuk menghitung nilai buku perlembar saham :
Nbp =
Keterangan :
Nbp = nilai buku perlembar saham
Te = total ekuitas
Jsb =jumlah saham yang beredar

2.20        Menghitung Pembayaran Deviden Yang Tidak Teratur
Dalam kondisi tertentu perusahaan kadang kala melakukan pembayaran dividen yang tidak teratur setiap waktunya, dan itu terjadi bukan disengaja namun tentunya didasarkan dengan berbagai alasan.
Rumus :
P0 =
Keterangan :
P0 = nilai intristik saham
D = dividen
K = tingkat diskonto
2.21        Earning Per Share (EPS)
Earning per earning ratio share atau pendapatan perlembar saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki.
Rumus earning per share :
EPS =
Keterangan :
EPS = Earning pershare
EAT = Earning after tax atau pendapatan setelah pajak
Jsb = jumlah saham yang beredar

2.22        Price Earning Ratio (PER)
Bagi para investor semakin tinggi price Earning Ratio maka pertumbuhan laba yang diharapkan juga akan mengalami kenaikan. Dengan begitu price earning ratio (ratio harga terhadap laba) adalah perbandingan antara market price pershare (harga pasar perlembar saham) dengan earning pershare (laba perlembar saham).
Price earning ratio (PER) adalah salah satu ukuran paling dasar dalam analisis saham secara fundamentas . secara mudahnya, PER adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih perusahaan.
Rumus price earning ratio =
PER =
Keterangan:
PER = Price Earning Ratio
MPS = Market Price Per-share
ESP = Earning Per Share

2.23        Menghitung Return On Investment (ROI)
Return on investment ROI atau pengembalian investasi, bahwa di beberapa refensi lainnya rasi ini juga ditulis dengan return on total asset (ROA). ROA ini melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Dan investasi tersebut sebenarnya sama dengan asset perusahaan yang ditanamkan atau ditempatkan. Adapun rumus return on investment (ROI) adalah:
Keterangan:
      Earning After Tax (EAT) = laba setelah pajak
      Total assets + Total aktiva 

2.24        Menghitung Return On Equity (ROE)
Return on equity (ROE) disebut juga dengan laba atas eqity. Dibeberapa referensi disebeut juga dengan rasio total aset turnover atau perputaran total asset. Rasio ini mengkaji sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atas ekuitas. Adapun rumus return on equity (roe) adalah :
Keterangan:
      Earning After Tax (EAT) = laba setelah pajak
      Shareholders’ Equity = Modal Sendiri

2.25        Stock Repurchase Atau Buy Back (Pembelian Kembali Saham)
Keputusan untuk membeli kembali saham yang sudah dijual kepada sasaran mengandung berbagai arti bagi suatu perusahaan, antara lain :
a.       Perusahaan memiliki kembali saham yang sudah diedarkan di pasaran.
b.      Perusahaan telah memberi sinyal positif ke pasaran, bahwa memiliki kemampuan finansial; yang cukup.
c.       Diharapkan dengan membeli saham, Earning Pershere akan mengalami kenaikan.
d.      Dengan terjadinya peningkatan Earning Pershere (EPS) diharapkan market price pershare juga akan mengalami kenaikan.
Untuk lebih daalm memeham,i tetang stock repurchase atau buy back ini dapat kita lihat pada keputusan ketua badan pengawas pasar modal, tentang pembelian kelmbali saham yang dikeluarkan oleh emitmen atau perusahaan publik, sebagai berikut :
a)      Emiten atau perusahaan publik wajib mengungkapkan rencana pembelian kembali saham kepada seluruh pemegang saham sekurang-kurangnya 28 sehari sebelum RUPS. Rencana pembelian kembali saham wajib memuat informasi sebagai berikut:
       Perkiraaan jadwal dan biaya pembelian kembali saham tersebut.
       Perkiraan menurunnya pendapatan emiten atau perusahaan publik sebagai akibat pelaksanaan pembelian kembali saham dan dampak atas biaya pembiayaan emiten atau perusahaan publik.
       Pembatasan harga saham untuk pmbelian kembali saham.
       Pembatasan jangka waktu pembelian kemvbali saham.
b)      Jika pembelian kembali saham dilakukan melalui beusa efek, maka wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut :
      Transaksi beli dilakukan melalui satu anggota bursa efek.
      Tawaran untuk membeli kembali saham harus lebih rendah atau sama dengan harga perdagangan sebelumnya.
c)      Saham yang dibeli kembali oleh emitmen atau perusahaan publik dapat dijual kembali kepada direktur atau karyawan melalui Employee stock option plan atau Employee stock purchase plan yang telah disetujui oelh RUPS dengan memperhatikan peraturan nomer IX.E.I Tentag benturan kepentingan transaksi tertentu.
d)     Jika saham yang dibeli kembali telah dijual pada harga yang lebih rendah, kerugian tersebut wajib diungkapkan secara jelas dalam laporan laba rugi emiten atau perusahaan publik.


2.26        Zero Growth Model Dan Signaling Theory
Zero growth atau yang lebih banyak investor menyebutnya model tidak bertumbuh. Kondisi zero growth model merupakan kondisi yang harus hati-hati untuk dipahami oleh pihak investor, karena bagi investor naik, turun, dan konstannya saham di pasar (market) akan memebrikan sinyal positif dan negatif.
Rumus zero growth model ini adalah sebagian penyempurnaan dari rumus di atas yaitu :
P0 =
Dimana selanjutnya disederhanakan menjadi rumus zero growth model, yaitu:
P0 =

2.27        Gordon Growth Model
Dalam perhitungan common stock, Myron J, Goldon mengembangkan suatu formula, dimana formula Goldon ini bisa dikenal dengan constant growth model, yaitu:
P0 =
Keterangan:
P0 = nilai dari saham biasa
D1 = revenue deviden dalam satu tahun
r = gate of return yang diinginkan
g = growth yang ditaksir adalah selalu konstan

2.28        Wait And See
Keputusan “wait and see” selalu saaj sering terdengar pada berbagai kondisi ekonomi dan pasar yang berfluktuasi. Keputusan melakukan posisi wait and see adalah sangat dipengaruhi oelh berbagai kondisi dan situasi yang terjadi, yaitu antara lain:
a.       Kondisi pasar yang jauh dari kestabilan dan ketidakmenentukan baik faktor internal dan eksternal.
b.      Terjadinya keributan politik seperti kekacauan di parlemen (DPR) seperti dalam berbagai rapat yang menyangkut pengesahan berbagai rancangan undang-undang.
c.       Reaksi yang berlebihan dari para pengambil kwputusan politik dalam menyikapi berbagai kondisi politik sehingga menimbulkan kebingungan bagi publik dan investor.
d.      Dalam fase pergantian menteri ekonomi, keuangan dan gubernur bank sentral.
e.       Terjadinya kecurangan dalam pemilihan umum(general election) sehingga menghambat jalannya pembangunan dan memperpanjang pertikaian di kalangan para politisi.

2.29        Don’t Fight The Tape
Istilah dont fight the tape ini memiliki arti jangan melawan pasar. Istilah ini dipakai oleh manajer keuangan pada saat akan ada kondisi yang tidak menguntungkan dan akan mengarah ke timbulnya kerugian yang lebih besar jika diteruskan atau diikuti.
Kondisi – kondisi yang tidak menuntungkan bagi sebuah perusahaan menerbitkan saham dan juga bagi investor yang akan membeli saham adalah :
a.       Terjadinya krisis moneter yang semakin meluas.
b.      Terjadinya kerusahan dan demonstrasi besar – besaran dalam bentuk tntutan yang harus dipenuhi.
c.       Terjadinya bencana alam yang meluas.
d.      Terjadinya kudeta militer.
e.       Terjadinya kudeta sipil baik di parlemen maupun di lembaga eksekutif.
f.       Krisis ekonomi yangv melanda dunia dan terus menjalar ke berbagai negara lainnya.
Gambar 13.6
Gambar di atas menunjukan bahwa periode waktu 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7 menggambarkan nilai saham yang jatuh. Dalam sutuasi ini banyak pihak yang akan melepas atau menjual saham yang dimilikinya. Namun, pada periode waktu 9 dan 10 dan seterusnya pihak yang kembali tertarik untuk memiliki atau membeli kembali saham perusahaan tersebut.
Pada waktu 7 dan 8 adalah periode waktu kontraksi. Pada periode ini pihak perusahaan berusaha untuk bangkit kembali atau berusaha membangun manajemen kinerja yang lebih baik dari sebelumnya.
Gambar 13.7
Di gambar 13.7 sudah terlihat bahwa kontaksi berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan. Kondisi ini terjadi karena beberapa sebab:
a)      Pihak manajemen perusahaan terlalu lama dalam mengambil keputusan.
b)      Perusahaan sedang mengalami penurunan keuangan dan sedang menyusun startegi untuk mencari perilehan dana tambahan dari sumber – sumber yang dianggap realistis.
c)      Pihak manajemen perusahaan sedang mengalami penurunan penjualan sehingga mempengaruhi perolehan future earnings dan informasi tersebut telah diketahui oleh publik.
d)     Terjadiknya perubahan struktur oraganisasi perusahaan

2.30        Support Dan Resistance
Ada situasi dimana resistace berubah menjadi support atau support menjadi resistece. Pada saat resistece berubah menjadi support terjadi jika resistece telah berhasil ditembus karena faktor tertinggi minat public terhadap saham perusahaan tersebut. Dalam istilah market ini disebut dengan “breakout”.
Gambar 13.9
Alasan terjadinya pengubahan diri posisis resistece ke support :
a.       Meningkatkan kepercayaan publik akan naik.
b.      Berbagai kebijakan dan keputusan investasi perusahaan dianggap memiliki sisi profitabel yang tinggi.
c.       Publikasi laporan keuangan perusahaan yang memperlihatkan perolehan pendapatan perusahaan perusahaan telah terjadi peninhkatan yang lebih tinggi dari sebelumnya.
d.      Pengubahan konsep manajemen kinerja yang lebih modern dan berdisiplin tinggi dengan pencapaian target kerja yang jelas serta sistematis.
e.       Diperkirakan financial reserve, hedging dan lain sebagainya berada dalam ambang yang meyakinkan secara jangka panjang.
f.       Terbangunya kondisi mikro ekonomi yang lebih aspiratif atau sesuai dengan harapan pasar.
Gambar 13.10

2.31        Kondisi Grafik Saham Yang Cenderung Mengalami Kenaikan Namun Kemudian Berfluktuasi Dan Kemudian Menurun
Pada kondisi di gambar tersebut memperlihatkan grafik dengan pergerakan trend saham yang terus mengalami kenaikan namun kamudian berfluktuasi dan mulai mengalami penurunan, pada kondisi ini ada beberapa faktor yang menyebabkan saham perusahaan mengalami pergerakan trend seperti itu, yaitu:
a.       Pasar sudah mulai jenuh dengan produk yang ditawarkan produsen.
b.      Produk perusahaan diangap tidak lagi menarik karena telah muncul pesaing dengan produk sejenis yang kualitas dan harga lebih terjangkau.
c.       Inovasi produk sudah tidak lagi dilakukan oleh perusahaan.
d.      Tindakan dan kewajiban perusahaan yang telah memakai sejumlah dana yang harusnya dialokasikan untuk research and development namun dipakai untuk yang lain.

2.32        Kondisi Grafik Pergerakan Saham Yang Konstan Bertumbuh Dan Turun Di Luar Perkiraan
Kondisi pergerakan saham yang bersifat konstan bertumbuh menempatkan bahwa perusahaan tersebut berada dalam keadaan cenderung stabil. Bagi para pembeli saham dosarankan untuk membeli saham perusahaan seperti ini dan jika kondisi terus berlangsung baik dari waktu ke wakru memungkinkan saham perusahaan ini termasuk dalam kategori saham blue chip.
Gambar 13.12
Pada grafik di ats terlihat pergerakam harga saham yang cenderung terus meningkat dari waktu ke waktu. Namun , kondisi mejadi berubah jika kgrafik mengalami kejatuhan dan kejatuhan niai saham perusahaan tersebut adalah diluar perkiraan selama ini. Harus kita ingat, bahwa setiap saham memiliki nilai sperkulasinya masing – masing. Untuk lebih jelas dapat kita lihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 13.13



2.33        Pergerakan EPS Dan Deviden Perlembar Saham
Dalam pergerakan garis earling pershare dan dividen perlembar saham ada dua kondisi yangs sering menjadi amatan para investor.
Gambar 13.14
Pada gambar di atas kita dapat melihat bahwa kondisi pembayaran dividen perusahaan “XYZ”terjadi dalam kondisi yang tidak stabil atau fluktuatif dan ada kecenderungan meningkuti pergerakan kondisi EPS.

Gambar 13.15
Pada gambar diatas kita dapat melihat bagaimana pergerakan pembayaran dividen pada perusahaan “MTM”. Dimana kebijakan pembayaran divident perusahaan tersebut cenderung stabil setiap waktnya, walaupun pergerakan EPS bersifat fluktuatif.
Sistem pembayaran dividen yang stabil setiap waktunya membuat investor merasa nyaman, termasuk system ini mampu memperkirakan dengan jelas jumlah perolehan divident yang mana nantinya perolehan dana dari deviden tersebut dapat diinvestasikan pada tempat – tempat yang dianggap menguntungkan.

2.34        Tips Bagi Investor Dalam Bermain Saham
a.       Amati dulu reaksinya terhadap pergerakan bursa kejadian.
b.      Biaya yang mengguyur bursa adalah para investor asing.
c.       Perhatikan kondisi bursa keesokan harinya.
d.      Jika investor kecil memiliki saham selain blue chip sebaiknya segera menjual saham tersebut pada guyuran pertama, dan menukarkannya pada saham blue chip yang paling banyak terkoreksi.
e.       Jika pada saat itu investor kecil tidak memiliki saham, investor kecil dapat membeli saham- saham blue chip yang terkoreksi dalam yang kapitalisasi pasar besar.




BAB III
PENUTUP

Saham adalah
a.       Tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana pada suatu perusahaan.
b.      Kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan, dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya.
c.       Persdiaan yang siap dijual.

Jenis-jenis Saham biasa:
  1. Blue chip stock (Saham Unggulan)
  2. Growth stock
  3. Defensive stock (saham – saham defensif)
  4. Cyclical stock
  5. Seasonal stock
  6. Speculative stock





DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, Irham. 2018. Pengantar Manajemen Keuangan-Teori dan Soal Jawab. Bandung : Alfabeta