MANAJEMEN UTANG
MANAJEMEN KEUANGAN
Dosen Pengampu:
Ninnasi muttaqiin, S.M.B., M.SM
Disusun Oleh:
Rizal Rachmadi U ( 5130018070 )
Syafii (5130018057)
Asa Happy Ananda (5130018043)
Dimas Surya Maulana (5130018055)
Achmad Fachrizal (5130018081)
Liska Rohmayani (5130018076)
S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan, karena atas rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul. “Manajemen Utang” Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah “Manajemen Keuangan”
Kami menyadari bahwa pada penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik dari dosen yang membaca makalah ini yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak atas dukungannya sehingga terwujudnya makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...1
DAFTAR ISI .2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...........3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi utang ...........................................................................4
2.2 Current Liabilities atau short-term Liabilities ...........................6
2.3 Non current liabilities atau long-term liabilitie..........................8
2.4 Likuiditas dan Financial Distress ..............................................10
2.4.1 keuntungan dan kerugian antara obligasi dan saham ........12
2.5 Utang dan Nilai perusahaan.......................................................13
2.6 Menghitung perputaran aktiva dan tingkat keuntungan ............14
BAB III PENUTUP
2.5 Kesimpulan ........................................................................15
2.6 Daftar Pustaka ...................................................................16
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manajemen Keuangan sangatlah penting dalam mendukung terwujudnya tujuan – tujuan individu. Dengan melakukan manajemen keuangan maka tiap individu akan tahu dan berusaha mencapai tujuan yang ingin dicapai dengan memanfaatkan pengelolaan sumber daya keuangan secara optimal untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan mengoptimalkan pengelolaan keuangannya, maka individu secara bertanggung jawab mampu merencanakan dan mewujudkan impiannya di masa depan.
Pola hidup konsumtif yang tinggi akhir – akhir ini di kalangan mahasiswa dan generasi muda lainnya menyebabkan pengelolaan keuangan menjadi sesuatu yang tidak mudah. Selain itu, beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa kurangnya literasi keuangan pada kalangan mahasiswa juga memicu timbulnya permasalahan tersebut. Sehingga mereka tidak dapat melakukan pengelolaan dan pengendalian terhadap penggunaan uang untuk mencapai tujuan individu mereka.
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Definisi Utang
Utang adalah kewajiban (liabilitas). Maka utang merupakan kewajiban yang dimiliki oleh pihak perusahaan yang bersumber dari dana eksternal baik yang berasal dari sumber pinjaman perbankan, leasing, pejualan obligasi dan sejenisnya. Adapun menurut sofyan syafri harahap bahwa, "kewajiban adalah saldo kredit atau jumlah yang harus dipindahkan dari saat tutup buku ke periode tahun berikutnya berdasarkan pencatatan yang sesuai dengan prinsip akuntansi (saldo kredit bukan akibat saldo negatif aktiva."
Karena itu suatu kewajiban adalah mewajibkan bagi perusahaan melaksanakan kewajiban tersebut, dan jika kewajiban tersebut tidak di laksanakan secara tepat waktu akan memungkinkan bagi suatu perusahaan menerima sangsi dan akibat. Sanksi dan akibat yang diperoleh tersebut berbentuk pemindahan kepemilikan asset pada suatu saat. Karena itu bagi beberapa kreditur yang memberikan pinjaman kepada debitur menginginkan adanya jaminan dari setiap jaminan tersebut, seperti tanah, bangunan, kendaraan, dan berbagai bentuk aktiva lainnya khususnya aktiva tetap.
Setiap keputusan yang menyangkut dengan pengambilan dan penambahan utang harus dilihat dari 2 (dua) prespektif, yaitu:
1. prespektif manajement perusahaan
2. Prespektif para pemegang saham
Dari sudut manajemen perusahaan utang dilihat sebagai sumber dana alternatif yang mampu memberikan solusi bersifat konstruktif, baik secara jangka pendek dan jangka panjang. Karena harus diingat manajement perusahaan adalah mereka yang Harus memiliki sifat dinamis, kreatif, dan inovatif dalam bekerja termasuk mampu memberikan kenaikan perolehan keuntungan setiap waktunya. Dan memang salah satu tugas utama manajemen perusahaan adalah mampu memberikan kemakmuran maksimal kepada para pemegang saham.
Dalam praktik karena alasan seperti ini kadang kala sering menyebabkan pihak menajemen perusahaan melakukan perekayasaan data-data pada laporan keuangan, dengan tujuan untuk menutupi berbagai kelemahan yang terlihat pada laporan keuangan termasuk salah satunya menaikkan keuntungan agar para calon investor tertarik untuk membeli saham perusahaan. Namun begitu pula sebaliknya jika pihak manajemen menurunkan keuntungan perusahaan ini bertujuan untuk memberikan keuntungan yang kecil kepada para penerima deviden. Atau juga bertujuan untuk mengindari dari pembayaran pajak, karena dalam konsep pajak semakin besar pendapatan maka semakin besar pajak yang akan di kenakan.
Dari sudut pandang pemegang saham, utang adalah sumber pendanaan eksternal yang lebih di sukai karena dua alasan :
1. Bunga atas sebagian besar utang jumlahnya tetap, dan jika bunga lebih kecil daripada
pengembalian tersebut akan menjadi keuntungan bagi investor ekuitas.
2. Bunga merupakan beban yang dapat mengurangi pajak, sedangkan deviden tidak.
Dalam konsep piskologis kepemilikan utang mampu memberikan motivasi untuk bekerja secara lebih kreatif dan inovatif. Dan begitu pula sebaliknya jika seseorang tidak Memiliki utang kemampuan untuk bekerja sacara kreatif dan inovatif akan rendah, dengan alasan tidak adanya tanggung jawab untuk membayar ansuran kredit secara tepat waktu setiap bulannya. Oleh karena itu, bagi pemegang saham dengan krbijakan mendapatkan tambahan dana yang berasal dari pinjaman mampu memberi pengaruh positif bagi peningkatan kinerja para manajemen perusahaan. Atas dasar alasan logika seperti itu maka dari sudut prespektif pemegang saham kebijakan penerbitan dan penjualan right issue dianggap sebagai alternatif.
Suatu utang tidak akan terjadi jika tidak di sengaja, dan setiap utang memiliki keterkaitan dengan transaksi. Ini sebagai mana dikatakan oleh Smith dan Skousen bahwa, suatu utang adalah akibat dari transaksi - transaksi atau kejadian di waktu lampau.
Secara umum liabilitas (utang) terbagi dalam 2 golongan yaitu:
1. Current liabilities atau short-trem liabilities (utang jangak pendek) atau utang lancar.
2. Non current liabilities atau long trem liabilities atau long-trem dept (utang jangka panjang)
Harus diingat bahwa penggunaan utang sering dipakai untuk investasi. karena dipakai untuk investasi maka bagi pihak pengguna utang harus melihat dampak serta kolerasi utang dengan kondisi mikro dan makro ekonomi, seperti tingkat suku bunga pengembalian, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, dan lain sebagianya. karena hasil hitungan menyebutkan angka perolehan keuntungan investasi di bawah atau setara dengan tingkat inflasi maka, project tersebut tidak layak (infeasible) dilaksanakan, dan pinjaman tidak dapat dilakukan. Namun begitu sebaliknya, jika tingkat inflasi di bawah nilai investasi atau nilai investasi lebih tinggi dari tingkat inflasi maka project tersebut layak (feasible) untuk dilaksanakan, dan kebijakan utang boleh di lakukan. Artinya dengan kondisi seperti itu memungkinkan bagi perusahaan untuk mampu mengembalikan angsuran pinjaman secara tepat waktu setiap bulannya.
2. Current liabilities atau Short-term Liabilites
Short-term liabilities (utang jangka pendek). Sering disebut juga dengan utang lancar (current liabilites). Penegasan utang lancar karena sumber utang jangka pendek dipakai untuk mendanai kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya mendukung aktivitas perusahaan yang segera dan tidak bisa ditunda. Dan utang jangka pendek ini umumnya harus dikembalikan kurang dari 1 (satu) tahun.
Adapun contoh kategori umum yang termasuk dalam utang lancar atau utang jangka pendek adalah,
· Utang dagang
· Utang wesel
· Utang pajak
· Utang gaji
· Utang gaji lembur
· Beban yang masih harus dibyar
· Dan lain sebagainya
Bagian gaji di anggap merupakan bagian dari beban oprasi perusahaan, atau biasa disebut dengan beban oprasi actual lainnya.
PT XYZ
NERACA
Aktiva
|
Utang
|
Aktifa lancar
|
Utang lancar
|
Utang dagang
| |
Utang wesel
| |
Utang pajak
| |
Aktiva tetap
|
Utang gaji
|
Utang gaji lembur
| |
Beban yang masih harus dibayar
| |
Utang jangka panjang
| |
Modal sendiri
| |
Gambar 8.1: posisi utang lancar (current Liabilites) di neraca
Kewajiban lancar terbagu dala 2 (dua) jenis. Ini sebagaimana dikatakan oleh subramanyam dan jhon j. wild, yaitu jenis pertama timbul dari aktivitas oprasimeliputi pajak, pendapatan diterima dimuka (unearned revenue), uang muka, utang usaha dan beban oprasi aktivitas pendanaan, meliputi pinjaman jangka pendek, bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo dan utang bunga. Dan lebih jauh subramanyam dan jhon j. wild mengatakan pada praktiknya, kwajiban lancar dicatat pada nilai jatuh temponya. Nilai sekarang karena pendeknya waktu penyelesaian utang.
Sebagai catatan dalam konsep keuangan syariah pada sisi current liabilities masuk zakat. Bagi seorsng muslim yang diwajibkan baginya untuk mengeluarkan zakat jika sudah sampai hisabnya. Adapun ketentuan zakat itu diatur berdasarkan ketentuan yang berlaku. Zakat yang diperoleh tersebut selanjutnya dikelolah oihak yang ditunjuk dan membagikan zakat itu kepada mereka yang berhak memperolehnya sesuai dengan kriteria yang diterapkan.
Oleh karena zakat dilihat sebagai kewajiban maka bagi perusahaan yg menerapkan konsep akuntansi syariah harus mendapatkan zakat pata current Liabilites (utang lancar), karena zakat juga termasuk dala kategori kewajiban jangka pendek yaitu dikenakan setiap tahunnya.
PT XYZ
Neraca
Aktiva
|
Utang
|
Aktiva lancar
|
Utang lancar
|
Zakat
| |
Aktiva tetap
| |
Utang jangka panjang
| |
Modal sendiri
| |
Gambar 8.2: posisi zakat neraca
a. Beberapa permasalahan umum dalam current liabilities
Seperti di jelaskan di atas bahwa current liabilities adalah kewajiban yang bersifat jangka pendek, dimana kewajiban tersebut memiliki periode waktu yang kurang dari 1 (satu) tahun, dan umumnya berurusan dengan persoalan internal dan eksternal perusahaan. Adapun urusan yang menyangkut dengan persoalan internal dengan eksternal perusahaantersebut adalah
1. Persoalan dan tanggung jawab internal perusahaan meliputi,
· Membayar gaji karyawan
· Membayar gaji lembur
· Membayar uang makan karyawan
· Dan lain sebagainya
2. Persoalan dan tanggungjawab eksternal perusahaan meliputi,
· Utang bunga perbankan
· Utang bunga leasing
· Utang dagang
· Dan lain sebagainya
Secara umum ada beberapa permasalahan yang dihadapi oleh pihak perusahaan dalam hubungannya dengan current liabilities , yaitu
1. Kondisi keterlambatan dalam membatar cicilan bunga kredit lepada pihak perbankan, leasing, dan sejenisnya secara tepat waktu tiap bulannya.
2. Hubdisi timbulnya keterlambatan membayar utang dagang yang berakibat pada turunnya kepercayaan perusahaan di mata mitra bisnis.
3. Kondisi keterlambatan membayar bunga obligasi sehingga menyebabkan perusahaan harus melakukan gnegoisasi debgab pemegang obligasi.
4. Keterlambatan membayar deviden pemegang preferrent stock (saham istimewa) secara semesteran, sehingga menyebabkan turunnya kredibilitas perusahaan dimata public.
5. Keterlambatan dalam membayar gaji karyawan secara tepat waktu,
b. Solusi mengatasi permasalahan dalam current liabilities
Secara umum ada beberapa solusi yang bisa dijadikan bahan merekomendasian oleh pihak manajer keuangan untuk menghindari timbulnya permasalahan dalam budang current liabilities, yaitu:
1. Kewajiban perusahaan untuk selalu mampu membayar angsuran bunga kredit scara tepat waktu. Yaitu menyeduakan alokasi dana untuk membayar kredit tersebut secara sistematis.
2. Kewajiban perusahaan untuk selalu mampu mempertahankan posisi keseimbangan antara kewajiban yang haeus di bayar dan sejumlahdana yang harus di pakai untuk mengaktifkan oprasional perusahaan secara kelanjutan.
3. Manajer keuangan berkewajiban secara disiplin untuk mengawasi penggunaan alokasi utsng jsngka pendek yang hanya dipasok dari sumber dana jangka pendek saja.
4. Manajer perusahaan melakukan pengawasan ketat terhadapkewajiban pembayaran membayar gaji karyawan, beban listrik, beban telefon, beban PDAM/air minum secara tepat waktu dan sesuai dengan tanggal jatuh temponya.
3. Non current liabilities atau long-term liabilities
Non current liabilities atau long-term liabilities (hutang jangka panjang) sering disebut dengan hutang tidak lancar. Penyebutan hutang tidak lancar karena adanya dana yang dipakai dari sumber hutang ini dipergunakan untuk membiayai kebutuhan yang bersifat jangka panjang. Karena itu penggunaan dana hutang jangka panjang ini dipakai untuk kebutuhan jangka panjang, seperti pembangunan pabrik, pembelian tanah, dan gedung.
Adapun yang termasuk dalam katagori hutang jangka panjang (long-term liabilities) ini adalah:
Ø Utang obligasi
Ø Wesel bayar
Ø Utang perbankan yang katagori jangka panjang
Bagi suatu perusahaan harus mampu membangun keseimbangan yang sesuai antara kebutuhan dengan kondisi serta kemampuan perusahaan dalam berutang. Sebab pengalokasian penggunaan utang haruslah tepat sasaran, jika kebutuhan dana bersifat jangka panjang maka harus dicari dari sumber dana jangka panjang, dan sebaliknya jika kebutuhan dana bersifat jangka pendek maka harus dicari dari sumber dana jangka pendek.
a. Beberapa permasalahan umum dalam non current lliabilities
1) Para manajer keuangan melakukan tindakan gegabah yang tidak terencana dengan mengambil dana jangka panjang untuk membiayai proyek yang tidak memiliki nilai profitable. Atau membiayai proyek yang tidak memiliki nilai prospek di masa yang akan datang. Sehingga bukan untung yang diperoleh namun malah kerugian yang akan diterima. Ini timbul karena perencanaan yang dibuat tidak matang atau mempergunakan perhitungan formula yang tidak layak (infeasible) namun dipaksakan untuk jadi laksanakan.
2) Pihak manajer keuangan memberikan rekomendasi yang bersifat mengejar keuntungan jangka pendek, namun telah menimbulkan dampak jangka panjang. Misalnya melakukan penciptaan produk yang bersifat trend atau musiman dalam jumlah yang banyak, namun tidak memikirkan akan munculnya pesaing. Sehingga perusahaan mengalami overproduction dan ada beberapa produk yang tidak terjual sehingga harus dijual murah.
3) Pada saat perusahaan mengalami himpitan akibat kewajiban untuk membayar utang yang jatuh tempo dan dana untuk itu belum ada, maka manajer keuangan mempergunakan alokasi sumber dana jangka panjang untuk membayar utang tersebut. Padahal seharusnya alokasi dana pinjaman jangka panjang hanya boleh dipakai untuk membelanjai proyek jangka panjang.
b. Solusi mengatasi permasalah dalam non current liabilities
Ada beberapa solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalah dalam bidang non current liabilities atau long-term debt (utang jangka panjang) yaitu:
1) Menghindari penggunaan jangka panjang untuk kebutuhan jangka pendek. Misalnya memakai dana hasil penjualan obligasi untuk membayar gaji, membayar telepon, dan sejenisnya.
2) Menghindari keputusan yang bersifat gegabah dan tidak cermat. Namun mengedepankan prinsip kehati-hatian (Prudential principle) yang tinggi serta dengan konsep manajemen yang terukur.
3) Menghindari menciptakan produk yang tidak memiliki nilai jual secara jangka panjang, namun mengedepankan produk yang bersifat realistis.
4) Memahami kondisi mikro dan makro ekonomi secara jangka panjang baik dalam negeri maupun luar negeri.
4. Likuiditas dan Financial distress
jika suatu perusahaan mengalami masalah dalam likuiditas Maka sangat memungkinkan perusahaan tersebut mulai memasuki masa kesulitan keuangan (Financial distress), dan jika kondisi sebut tidak cepat diatasi maka ini bisa berakibat kebangkrutan usaha(bankruptcy).Untuk menghindari kebangkrutan ini dibutuhkan berbagai kebijakan, strategi dan bantuan, baik bantuan dari pihak internal maupun eksternal.
sebuah perusahaan tidak akan mengalami kebangkrutan secara tiba-tiba dalam proses waktu yang berlangsung lama, dan itu dapat dilihat dari tanda-tanda. karena itu bagi seorang peneliti,manajer, dan investor akan melihat dari berbagai sudut pandang kajian yang berbeda-beda .secara umum ada dua model sudut pandang kajian yaitu :
a. Model kajian perspektif teoritis. model ini menggunakan metode deduksi dalam kajiannya .penurunan model ini dimulai dengan meneliti kondisi normatif suatu perusahaan yang pailit.
b. Model kajian perspektif empiris ( empirical perspective). model yang dibentuk dari pendekatan empiris diturunkan dari rasio rasio keuangan perusahaan - perusahaan yang terlebih dahulu diawali dengan suatu pemisahan kelompok pailit dan non pailit secara legal (legal bankruptcy).
Untuk persoalan financial distress secara kajian umum ada 4 kategori penggolongan yang bisa kita buat yaitu:
a. Pertama financial distress kategori A atau sangat tinggi dan benar-benar membahayakan. kategori ini memungkinkan perusahaan dinyatakan untuk berada di posisi bangkrut atau pailit. Pada kategori ini memungkinkan pihak perusahaan melaporkan ke pihak terkait pengadilan bahwa perusahaan telah dalam posisi bangkrut dan menyerahkan urusannya untuk ditangani oleh pihak luar perusahaan.
b. Kedua financial distress kategori b atau tinggi dan dianggap berbahaya. pada posisi ini perusahaan harus memikirkan berbagai solusi realistis dalam menyelamatkan berbagai aset yang dimiliki, seperti sumber-sumber aset yang ingin dijual dan dan tidak dijual/ dipertahankan.
c. financial distress kategori C atau sedang dan ini dianggap perusahaan masih mampu bisa menyelamatkan diri dengan tindakan tambahan dana yang bersumber dari internal dan eksternal namun Disini perusahaan sudah harus melakukan perombakan berbagai kebijakan dan konsep manajemen yang diterapkan selama ini bahkan jika perlu melakukan perekrutan tenaga ahli baru yang memiliki kompetensi yang tinggi untuk ditempatkan di posisi posisi strategis yang bertugas mengendalikan dan menyelamatkan perusahaan termasuk target dalam menggenjot perolehan laba kembali.
d. Keempat financial distress kategori D atau rendah. dianggap hanya mengalami fluktuasi finansial temporer yang disebabkan oleh berbagai kondisi eksternal dan internal, termasuk lahirnya dan dilaksanakan keputusan yang kurang begitu tepat.
Keputusan menyelesaikan financial distress juga bisa dilakukan dengan menjual obligasi atau menerbitkan saham baru meminjam ke perbankan atau menerbitkan right issue. right issue adalah penjualan saham terbatas yang hanya dikhususkan kepada pemilik saham lama saja, dengan tujuan menghindari masuknya pemilik saham baru.
Obligasi dan saham
|
Keuntungan
|
Kerugian
|
Obligasi
|
Obligasi tanpa ada jaminan dan ada yang ada jaminan namun jaminan tersebut tetap disimpan di perusahaan penerbit obligasi.
|
obligasi konversi obligasi konversi yaitu pada saat bunga obligasi tidak sanggup dibayar secara tepat waktu dan sering terlambat maka pemegang obligasi akan berubah menjadi pemegang saham. perusahaan berkewajiban membayar bunga obligasi tiap waktunya. harus mempertanggungjawabkan kinerja nya kepada publik secara sistematis lalu mengamatinya secara komprehensif.
|
biaya cetak obligasi lebih murah.
|
perusahaan berkewajiban membayar bunga obligasi tiap waktunya.
| |
. kebutuhan dana dalam jumlah yang besar dan pihak perbankan tidak mampu menyediakannya maka obligasi menjadi salah satu pilihan yang realistis.
|
Perusahaan harus mempertanggungjawabkan kinerja nya kepada publik secara sistematis lalu mengamatinya secara komprehensif.
| |
saham
|
perusahaan bisa memperkecil risiko yang timbul karena permasalahan dapat diselesaikan dengan pembagian dividen.
perusahaan dapat mempublikasikan kinerja nya secara jauh lebih sistematis.
|
biaya cetak kertas saham sangat tinggi dan dalam jumlah yang banyak. jika pembayaran dividen terlambat dibayar maka publik akan menangkap itu sebagai sinyal yang negative
jika pembayaran dividen terlambat dibayar maka publik akan menangkap itu sebagai sinyal yang negative
|
Jika harga saham cenderung diminati oleh publik maka Citra perusahaan sebagai perusahaan yang bonafit akan dipercaya oleh publik.
|
penerbitan saham baru harus dibahas dalam RUPS secara serius dan ini menyangkut persoalan waktu dan biaya, terutama untuk meyakinkan pihak pihak yang berkepentingan jika itu kurang disetujui,
| |
5. Utang dan Nilai Perusahaan
Keputusan berutang dianggap sebagai salah satu solusi untuk mempercepat aktivitas produksi dan juga mempertahankan posisi perusahaan untuk terus bisa beroperasi. Namun setiap manajer keuangan tidak bisa memberikan prediksi kondisi keuangan dalam bentuk stabilitas mikro dan makro ekonomi yang bersifat selalu sesuai prediksi. Sering keputusan investasi dibuat dengan memprediksi jika inflasi, pertumbuhan ekonomi, purchasing power parity, consumer behavior, pesaing, dan lain sebagainya bersifat stabil. Dan persiapan menghadapi krisis moneter tidak dilakukan antisipasi, karena semua sering dilihat secara pendekatan cateris paribus. Pendekatan cateris paribus artinya jika kondisi lain tidak ikut berubah. Sehingga utang yang terus tumbuh tanpa pengendalian hanya akan menimbulkan penurunan nilai perusahaan. Artinya publik akan ragu ketika perusahaan memiliki kondisi utang yang extreme leverage, apakah utang itu bisa dilunaskan atau tidak. Dan disaat keyakinan publik menurun maka reaksi negatif dari para pemegang saham akan terlihat yaitu dalam bentuk “pelepasan saham”.
6. Menghitung Perputaran Aktiva dan Tingkat Keuntungan Berdasarkan Aktiva
Bagi suatu perusahaan sangat penting memperhitungkan dan mengetahui tingkat perputaran aktiva serta mengetahui tingkat keuntungan berdasarkan aktiva. Karena dengan mengetahui persoalan seperti itu di harapkan manajemen perusahaan bisa menghubungkan dengan kondisi utang yang dimiliki. Adapun rumus untuk menghitung perputaran aktiva dapat kita pergunakan sebagai berikut:
Dimana :
PA = perputaran aktiva
= penjualan
TA = total aktiva
Untuk total aktiva kita dapat mempergunakan rumus di bawah ini:
TA=FA+CA
Dimana:
TA = total asset (total aktiva)
FA = fixed asset (aset tetap)
CA = current asset (aset lancar)
Adapun rumus untuk menghitung tingkat keuntungan berdasarkan aktiva kita pergunakan rumus ini :
Dimana:
Tkba = tingkat keuntungan berdasarkan aktiva
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Manajemen hutang adalah praktik rutin untuk lebih mengurangi pengeluaran uang daripada menghasilkan. manajemen hutang adalah rencana pembayaran yang lebih terstruktur yang dirancang oleh pihak ketiga, yang merupakan hasil dari perintah pengadilan atau hasil inisiasi pribadi. Manajemen hutang juga dapat membantu menyelesaikan masalah perusahaan yang sedang dalam kekurangan dana dengan meminjam dan kepada pihak bank maupun perusahaan lain dengan perjanjian, namun akan sangat beresiko jika perusahaan meminjam dana terlalu besar dengan tidak memperdulikan bagaimana perencanaan mereka agar bisa membayar dalam jangka waktu nya. Maka daari itu sebelum memnjam dana perusahaan sebaiknya melakukan perencanaan yang baik terlebih dahulu agar tidak saling merugikan.
Manajemen Aset didefinisikan menjadi sebuah proses pengelolaan segala sesuatu baik berwujud dan tidak berwujud yang memiliki nilai ekonomik, dan mampu mendorong tercapainya tujuan dari individu dan organisasi. Sedangkan Manajemen Liabilitas yaitu kemampuan bank dalam menyediakan dana yang cukup untuk memenuhi semua kewajibannya maupun komitmen yang telah dikeluarkan kepada nasabah.
Manajemen valuta asing adalah suatu kegiatan membeli atau menjual mata uang suatu Negara. Kegiatan jual beli valuta asing membentuk suatu pasar yang disebut dengan pasar valas. Pasar valas dapat dikatakan sebagai transaksi jual beli melalui jaringan komunikasi antara bank-bank, brokers atau deler di seluruh dunia yang dilakukan di ruangan masing-masing bank yang telah dilengkapi dengan jaringan komunikasi.
Pasar valuta asing atau yang sering disebut dengan istilah foreign exchange market merupakan pasar dimana transaksi valuta asing dilakukan baik antarnegara maupun dalam suatu negara.
Daftar Pustaka
Sofyan Syafri Harahap, 2008, Teori Akuntansi, Rajawali Pers, Jakarta.
Subramanyam dan John J. Wild, op.cit
Jay M. Smith dan K. Fred Skousen, 1983, Akunting Lanjutan, Erlangga, Jakarta.
No comments:
Post a Comment