Saturday, November 2, 2019

MANAJEMEN MODAL KERJA

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN
MANAJEMEN MODAL KERJA
Image result for unusa 
Dosen Pengampu :
Ninnasi Muttaqi’in S.M.B.,M.SM
Nama Kelompok :
M. Afrizal R. 5130018067
Malik Fahat 5130018050
Putri Hanik M. 5130018071
Iin Faridah C.S 5130018069
Firman Efendi 5130018059
Zam Zami A.R 5130018052

PRODI S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2019


Kata Pengantar
Segala puji kita panjatkan kehadirat tuhan allah swt yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah manajemen modal kerja mata kuliah manajemen keuangan ini dengan baik sesuai dengan waktu yang kita tentukan
Penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat secara maksimal bagi kegiatan pembelajaran mata kuliah pengantar manajemen keuangan dikampus.
Dalam penyusunan tugas ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan tugas ini dan untuk pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan tugas tugas yang lain di masa mendatang, semoga dengan adanya tugas ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.



















DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR  i
DAFTAR ISI   ii
BAB I PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang  1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Modal Kerja 2
2.2 Kebijakan Modal Kerja 2
2.3 Pentingnya Memahami Manajemen Modal Kerja 3
2.4 Sumber Modal Kerja 4
2.5 Konsep Modal Kerja 4
2.6 Modal Kerja dan Arus Kas 5
2.7 Arus Kas dan Motif Memiliki Kas 6
2.8 Manajemen Kas 6
2.9 Rumus Tingkat Perputaran Modal Kerja 7
2.10 Soal dan jawaban 7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 9










BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Perusahaan merupakan lembaga ekonomi yang bertujuan menghasilkan barang dan jasa melalui penggunaan sumber-sumber ekonomi secara efektif dan efisien. Setiap perusahaan yang menjalankan usaha selalu membutuhkan modal kerja. Modal kerja itu antara lain digunakan untuk pembelian bahan baku, aktiva tetap, pembayaran gaji karyawan dan pembayaran biaya-biaya lainnya. 

Manajemen modal kerja yang efektif dan efisien menjadi sangat penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Apabila perusahaan kekurangan modal kerja maka besar kemungkinannya perusahaan tersebut akan kehilangan pendapatan dan keuntungan. Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup tetapi tidak dapat membayar kewajiban jangka pendek pada waktunya maka akan menghadapi masalah likuiditas.














BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Modal Kerja
Modal  adalah Investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka pendek-kas, sekuritas, persediaan dan piutang. Adapun menurut Siegel dan Shim Modal kerja merupakan suatu ukuran dari likuiditas perusahaan. Oleh karena itu, dalam rangka mewujudkan suatu konsep modal kerja yang sesuai dengan pengharapan pihak perusahaan, maka harus diterapkan suatu ilmu manajemen yang bisa memberikan arah konsep sesuai dengan yang dimaksud dalam kaidah manajamen modal kerja. Manajemen modal kerja berkaitan dengan manajemen aktiva lancar-kas, piutang dan persediaan/ dan prosedur pendaan aktiva tersebut.
Pada era sekarang ini jika suatu perusahaan atau bertindak tidak serius dalam mengelolah manajemen modal kerja, maka perusahaan tersebut diprediksi akan bermasalah dalam berkompetisi dipasar, termasuk memungkinkan perusahaan tersebut tidak mampu memanfaatkan modal kerja yang telah termiliki tersebut secara maksimal serta tepat sasaran. Pengertian tepat sasaran artinya perusahaan menempatkan modal kerja pada sisi yang bersifat porfitable. Porfitable artinya penempatan keputusan dengan melihat prospek keuntungan yang akan terus mengalami kenaikan secara sistematis dan sustainable (berkelanjutan).

2.2 Kebijakan Modal Kerja
Kebijakan modal kerja adalah keputusan-keputusan kebijakan dasar yang berhubungan dengan (1) tingkat sasaran untuk masing-masing kategori aktiva lancar dan  (2) bagaimana aktiva lancar tersebut akan di danai. Kebijakan modal kerja akan melibatkan dua pertanyaan dasar.
1. Berapakah jumlah aktiva lancar yang layak untuk dimiliki perusahaan, baik secara total maupun untuk masing-masing akun yang spesifik?
2. Bagaimana sebaiknya aktiva lancar di danai ?
Dari 2 pertanyaan dasar diatas dapat ditafsirkan bahwa kebijakan modal kerja bersifat sangat hati-hati,dalam artian jika pihak manajer bertindak gegabah dengan menempatkan dana yang terlalu besar pada salah satu akun atau sebaliknya terlalu kecil maka dampaknya akan mengganggu stabilitas keuangan perusahaan.



2.3 Pentingnya Memahami Manajemen Modal Kerja
Ada banyak alasan yang mendasari pentingnya mempelajari manajemen modal kerja (working capital managemen), dan itu tidak terkecuali bagi para manajer diperusahaan. Menurut Agus Sartono, “Manajemen modal kerja sangat penting karena alasan berikut ini.
a. Sebagian besar proporsi waktu manajer finansial adalah dialokasikan untuk manajemen modal kerja.
b. Lebih dari lima puluh persen dari total asset umumnya di investasikan pada aktiva lancar.
c. Hubungan antara pertumbuhan penjualan dan kebutuhan investasi pada aktiva lancar adalah sangat erat dan langsung. Sebagai contoh, jika rata-rata periode pengumpulan piutang adalah 30 hari dan penjualan kredit per hari RP. 4.000.000 itu berarti investasi pada piutang sebesar RP. 120.000.000 jika penjualan kredit meningkat menjadi RP. 6.000.000 per hari maka investasi dalam piutang kredit meningkat sebesar RP. 180.000.000
d. Untuk perusahaan kecil, manajemen modal kerja menjadi sangat penting.
1) Investasi pada aktiva tetap dapat dikurangi dengan cara menyewa atau leasing., tetapi investasi aktiva lancar terutama pada piutang dan persediaan tidak dapat dihindarkan.
2) Keterbatasan akses perusahaan kecil dalam pasar modal, maka mereka hanya menyadarkan diri pada utang jangka pendek, sehingga meningkatnya utang jangka pendek menyebabkan modal kerja neto menurun.
Ada yang harus diingat oleh seorang manajer keuangan dalam memahami pengalokasian aktiva dan pinjaman adalah menempatkan semua itu berdasarkan aturan dan mekanisme yang berlaku, yaitu;
1) Pertama, jika untuk kebutuhan jangka panjang maka sumber dana harus bersumber dari jangka panjang . dan jika untuk kebutuhan jangka pendek maka sumber dana juga harus bersumber dari jangka pendek.
2) Kedua, jika perolehan keuntungan tinggi dan keuntungan tersebut ingin dipakai untuk mengamankan perusahaan secara jangka panjang dengan tujuan nilai asset tersebut akan mengalami kenaikan yang sistematis. Dan diharapkan asset tersebut bersifat receivable yang fixed, maka sebaiknya dipakai untuk membeli tanah (land).
3) Ketiga, jika perolehan keuntungan tersebut ingin dipakai untuk mengamankan kondisi keuangan perusahaan menempatkan perolehan keuntungan tersebut dengan mengkonversi kedalam salah satu bentuk asset lancar (curret asset), seperti kas, obligasi, saham, dan lain sebagainya.


2.4 Sumber Modal Kerja
Suatu perusahaan membutuhkan dana operasional untuk selalu mendanai kebutuhan aktivitas operasional kebutuhan aktivitas operasional perusahaan seperti membayar gaji karyawan, gaji buruh, membayar listrik dan telepon, pembelian bahan mentah, dan lain. Kebutuhan dana tersebut bersumber dari modal dan sumber modal kerja bersumber dari berbagai sumber. Menurut Siegel dan Shim sumber modal kerja adalah;
a. Pendapatan bersih
b. Peningkatan kewajiban yang tidak lancar
c. Kenaikan ekuitas para pemegang saham, dan
d. Penurunan aktiva yang tidak lancar
Bagi suatu perusahaan uang yang sudah dikeluarkan dan dipakai untuk modal kerja diharapkan dapat kembali lagi. Ini sebagaimana dikatakan oleh Bambang Riyanto setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai organisasinya sehari-hari, misalkan untuk memberikan persekot pembelian bahan mentah, membayar upah buruh, gaji pegawai dan lain sebagainya, dimana uang atau dana yang telah dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya.

2.5 Konsep Modal Kerja
Seorang manajer keuangan yang bijaksana akan selalu mendasarkan berbagai keputusan berbagai keputusan dengan menyeimbangkan pemahaman antara kondisi realita dipasar (market condition) dan kepemilikan teori, yaitu konsep dalam bidang manajemen modal kerja. Dengan tujuan dihasilkan suatu rekomendasi keputusan yang aspiratif serta credible (terpecaya).
Menurut Bambang Riyanto ada tiga konsep modal kerja, yaitu konsep kuantitatif, kualitatif, dan fungsional. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat penjelasan dari Bambang Riyanto dibawah ini.
a. Konsep Kuantitatif
Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semal atau aktiva dimana dana yang tertanam didalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek. Dengan demikian modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja bruto (gross working capital).
b. Konsep Kualitatif
Menurut Bambang Riyanto, modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasinya perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar diatas utang lancarnya.
c. Konsep Fungsional
Konsep ini mendasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan (income). Setiap dana yang dikerjakan atau digunakan dalam perusahaan adalah dimasukan untuk menghasilkan pendapatan. Ada sebagian dana yang digunakan dalam suatu periode accounting tertentu yang seluruhnya langsung menghasilkan pendapatan bagi periode tersebut (current income) dan ada sebagian dana lain yang juga digunakan selama periode tersebut tetapi tidak seluruhnya digunakan untuk menghasilkan current income.

2.6 Modal Kerja dan Arus Kas

Secara konsep ada hubungan kuat antara modal kerja dan arus kas. Kelancaran arus kas akan mampu membuat manajer keuangan suatu perusahaan bisa memprediksi kebutuhan dana secara sistematis. Contohnya jika selama ini perusahaan mendanai 40% aktivitas usahanya dari pinjaman perbankan maka artinya perusahaan berkewajiban untuk secara rutin mengembalikan pinjaman perbankan secara tepat waktu.
Maka semua pengembalian pinjaman diserahkan atau bersumber dari penjualan, dimana naik turunnya penjualan otomatis akan tergambarkan dalam arus kas (cash flow). Grafik arus kas menggambarkan proporsinya naik dan turunnya angka penjualan. Jika kondisi pasar menggembirakan maka penjualan perusahaan mengalami peningkatan, namun jika kondisi pasar tidak menggembirakan artinya grafik arus kas juga akan mengalami penurunan.
Oleh karena itu, sehubungan dengan persoalan arus kas ini, ada 2 persoalan dasar yang harus dihadapi oleh pihak manajemen keuangan sehubungan naik turunnya grafik arus kas tersebut, yaitu:
a. Pertama, jika grafik arus kas menunjukkan trend tanda penurunan, maka berapa lamakah masa penurunan tersebut. Dan dari manakah sumber dana yang dapat dipakai untuk menutupi penurunan tersebut, jika perusahaan mengandalkan pembayaran pinjaman dari masuknya arus kas.
b. Kedua, jika grafik kas menunjukkan trend tanda kenaikan secara sistematis, maka kemanakah kelebihan keuntungan atau over profit akan dialihkan.





2.7 Arus Kas dan Motif Kas
Manajemen arus kas mengharuskan pihak manajer mengerti secara detil aliran masuk dan keluarnya kas suatu perusahaan. Bagi manajer manufacture (pabrik) arus kas menjadi salah satu andalan dalam memutuskan pembelian bahan baku, bahan setengah jadi, dan bahan jadi.Pembelian bahan secara tepat waktu mempengaruhi keberlangsungan aktiva pabrik secara baik, dan begitu juga sebaliknya keterlambatan pembelian bahan membuat pekerjaan dipabrik menjadi terlambat. Ini sebagaimana dikatakan oleh Brigham dan Houston bahwa, kurang lebih 1,5 persen aktiva rata-rata peerusahaan industri dimiliki dalam bentuk kas, yang dinyatakan sebagai giro tambah simpanan dalam bentuk mata uang. Dan kepemilikan uang dalam bentuk kas tersimpan di dua tempat, ini sebagaimana yang dikemukakan dalam bab sebelumnya, yaitu ada 2(dua) :
· Cash in bank, dan
· Cash in company.

2.8 Manajemen Kas

Menurut Brigham dan Houston Manajemen kas yang efektif meliputi manajemen arus kas masuk dan keluar secara baik, yang terdiri atas;
a. Menyinkronkan arus kas
b. Menggunakan ambang (fload)
c. Mempercepat penerimaan,
d. Mendapatkan ketersediaan dana ketempat yang membutuhkan, dan
e. Mengendalikan pengeluaran.
Seorang manajer keuangan berusaha untuk menyeimbangkan arus kas masuk dan keluar secara stabil.  Walaupun dalam kenyataan sering terjadi berbagai tindakan yang bersifat tindakan yang bersifat diluar dari yang diperkirakan. Misalnya arus kas PT Tambang Nikel berada dalam kondisi yang tinggi, dimana ini otomatis memperlihatkan data pada neraca juga akan terlihat tinggi. Namun ternyata yang dilaporkan pada neraca tidak setinggi seperti yang diperkirakan. Menurut Brigham dan Houston, memang posisi kas perusahaan yang dilaporkan pada neraca akan dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk hal-hal berikut ini:
a. Arus kas. Jika hal hal lain dianggap konstan, arus kas positif akan mengarah pada lebih banyak kas didalam bank.
b. Perubahan dalam modal kerja. Peningkatan dalam aktiva lancar diluar kas, seperi persediaan dan piutang, akan mengurangi kas, sedangkan pengurangan akun akun ini akan meningkatkan kas
c. Aktiva tetap. jika sebuah perusahaan berinvestasi pada aktiva tetap, hal ini akan mengurangi posisi kasnya. Disisi lain, penjualan dari aktifa tetap akan meningkatkan  kas
d. Transaksi sekuritas dan pembayaran dividen. jika sebuah perusahaan menerbitkan saham atau obligasi selama tahun berjalan, dana yang dikumpulkan akan meningkatkan posisi kasnya. Di sisi lain, jika perusahaan menggunakan kasnya untuk membeli kembali utang atau ekuitas yang masih beredar, atau membayar difiden kepada para pemegang sahamnya, hal ini akan menurunkan jumlah kas.

2.9 Rumus Tingkat Perputaran Modal Kerja
Tingkat perputaran (rat turnover) model kerja atau aktiva lancar dapat pula dihitung dari neraca dan  income statement pada saat tertentu,dengan carasebagai berikut:
 

 

2.10 Soal Dan Jawaban
Soal :
1. Apa itu Ambang (float)?
2. Apa Perbedaan dari Cash in Bank dan Cash in Company?
Jawaban :
1. Ambang (float) adalah Istilah float mengacu pada saham reguler yang telah dikeluarkan perusahaan kepada publik yang tersedia bagi investor untuk diperdagangkan. Angka ini diperoleh dengan mengambil saham perusahaan yang beredar dan mengurangi setiap saham yang terbatas, ini merupakan saham yang berada di bawah semacam pembatasan penjualan. Stok terbatas dapat termasuk saham yang dipegang oleh orang dalam tetapi tidak dapat diperdagangkan karena mereka berada dalam periode lock-up setelah penawaran umum perdana (IPO).
2. Cash in bank adalah uang kas yang dimiliki sebuah perusahaan yang tersimpan di bank dalam bentuk tabungan atau giro dan kas ini dipakai untuk pembayaran dalam jumlah besar dengan menggunakan cek.
Cash in company adalah uang kas yang dimiliki sebuah perusahaan yang di pegang sendiri yang mudah dipakai.
Jadi, menurut kami lebih mudah menggunakan cash in company karena saat menggunakan pembelian bisa membayar secara langsung. Tapi sekarang dimana-mana sudah  bisa menggunakan cash in bank.





















BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen modal kerja merupakan suatu pengelolaan invesatasi perusahaan dalam asset jangka pendek (current assets). Yang berarti bagaimana mengelola investasi dalam aktiva lancar perusahaan. Modal kerja dibagi menjadi tiga konsep yaitu, konsep kuantitatif, kualitatif, dan fungsional. Perputaran modal kerja atau capital working turn over merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu. Artinya seberapa banyak modal kerja berputar selama satu periode atau dalam satu periode.




















No comments:

Post a Comment